1. Mendefinisikan pekerjaan yangakan diteliti dan memberitahukan maksud dantujuan pengukuran waktu kerja ini kepada pekerja yang dipilih sebagai operator dan supervisor yang ada.
2. Mencatat semua informasi yang berkaitan erat dengan pengukuran waktu kerja seperti layout, karakteristik mesin atau peralatan lain yang digunakan.
3. Membagi operasi kerja dalan elemen-elemen kerja dengan detail tetapi masih dalam batas kemudahan untuk pengukuran waktu.
4. Mengamati, mengukur dan mencatat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut.
5. Menetapkan jumlah siklus yang harus diukur dan dicatat dan meneliti apakah jumlah siklus kerja sudah memenuhi syarat atau belum. Kemudian dilanjutkan dengan menguji keseragaman data yang telah diperoleh.
6. Menetapkan rate performance operator saat melaksanakan pekerjaan yang telah diukur dan dicatat waktunya. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja dan hanya ditujukan untuk operator saja. Bila seluruh pekerjaan dilakukan secara penuh oleh mesin maka rate of performancenya ditetapkan 100 % (normal).
7. Menyesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance kerja operator sehingga akan diperoleh waktu normal.
8. Menetapkan waktu longgar (allowance time) untuk fleksibilitas operator. Waktu ini diberikan untuk menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan pribadi, faktor kelelahan, dan keterlambatan material.
9. Menetapkan waktu kerja baku (standard time) yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar.
(Wignjosoebroto. 1995:175)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar