Berpikir, menulis dan berkarya bagi Bangsa dan Negara
Menjadi pemuda harapan Bangsa dan Negara, pinginnya sih gitu :)

Selasa, 02 November 2010

Ups... Divonis Sesat

Saya tidak begitu suka sama orang yang memvonis seseorang sesat karena seseorang itu mempunyai keyakinan tertentu, padahal juga sama-sama gak tahu mana agama/keyakinan yang paling benar. Manakah agama/keyakinan yang paling benar adalah rahasia Tuhan. Membocorkan rahasia Negara saja, masuk penjara bahkan dibunuh, apalagi sampai membocorkan rahasia Tuhan. Saya yakin rahasia Tuhan tentang mana agama/keyakinan yang paling benar masih tersimpan dengan rapi. Terkadang suatu rahasia menjadi menarik kalau rahasia tersebut terkuak pada saat yang tepat(yaitu pada saat kita mati/ atau pada saat kiamat).

Itulah sebabnya manusia diberi otak, supaya manusia bisa berpikir untuk mencoba memecahkan teka-teki mana agama/keyakinan yang benar. Tetapi saya pastikan itu tidak bisa dilakukan,karena kerja otak manusia juga dibatasi. Maka Tuhan melengkapi manusia dengan ruh/jiwa atau sebut sajalah indera keenam. Dengan inilah sebenarnya mereka mampu memilih agama/keyakinan. Mereka mencari mana agama yang cocok dengan karakter jiwa/ruhnya tadi. Makanya muncul agama/keyakinan yang berbeda pula, mungkin akan terus bertambah sesuai dengan waktu karena karakter ruh/jiwa yang baru lahir berbeda-beda. Makanya saya sepakat Tuhan tidak mempedulikan agama/keyakinan.

Walaupun diberi ruh/jiwa, saya yakin jarang yang pake. Nyatanya di Indonesia. Mereka beragama/berkeyakinan karena orang tua, karena ikatan keluarga, karena ikatan sosial dan lain sebagainya.

Kutipan :
"Hati-hatilah menulis tentang Alquran dan Tuhan ini bung. Belajarlah dulu ilmu agama pada orang yang tahu. Nanti anda bisa tersesat. Yakinlah bahwa azab Tuhan itu sangat pedih. Semoga anda akan ditunjuki oleh Allah. Amin."

Dari tulisan ini menunjukkan orang tersebut menyembah Tuhan cuman gara-gara takut terhadap azab Tuhan.

Saya teringat lagunya ahmad dhani kira-kira seperti ini :
"bersujud pada Tuhan, hanya inginkan surga (pahala) dan takut neraka (azab)"

Pola pikir ini yang harusnya dirubah, sebenarnya dulu saya juga sempat punya cara pandang seperti itu, tetapi kini berubah :
"bersujud pada Tuhan adalah kewajiban saya sebagai makhluk yang mengakui Penciptanya. Saya tidak ingin surga dan juga tidak takut neraka."

Peduli amat surga dan neraka. Toh ini juga masih rahasia kan, kita kan sama-sama belum pernah ke sana, ada atau tidak lokasinya saya juga ragu, karena yang saya tahu dan yang saya percaya, Tuhan hanya memberi feedback saja, Tuhan akan memberi imbalan jika kita berbuat baik dan karma(hukuman) jika berbuat salah.

Yang terpenting saya mengakui adanya Tuhan yang menciptakan saya, maka saya punya kewajiban untuk bersujud kepada Tuhan dengan cara yang saya yakini.

Sekali lagi saya tulis, saya sepakat Tuhan tidak mempedulikan agama/keyakinan, tetapi Tuhan peduli dengan orang yang mengakui-Nya dan bersujud kepada-Nya dengan cara apapun dari agama/keyakinan apapun.

Bagi Tuhan, pengakuan terhadap diri-Nya dan bersujud kepada-Nya dengan dengan cara apapun dari agama/keyakinan apapun, sudah lebih dari cukup. Bukankah Tuhan Maha Pengasih dan Maha Pemurah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar