Berpikir, menulis dan berkarya bagi Bangsa dan Negara
Menjadi pemuda harapan Bangsa dan Negara, pinginnya sih gitu :)

Jumat, 12 November 2010

Munir Seorang Pahlawan di Hari Pahlawan

Tanggal 11 November 2010 bertepatan kita masih dalam situasi Hari Pahlawan 10 November, om vampire menonton acara provocative proactive di Metro TV .

Waktu acara tersebut, seperti biasa diskusi ringan terjadi dicampur diskusi berat. Tiba-tiba salah satu presenter mengakatakan sesuatu yang membuat om vampire sedikit tersentak.

“Munir PAHLAWAN…”

Dalam pikiran saya “are you sure?”



Dalam pikiran saya lagi:
Munir membawa ajaran asing yang ia sebut dengan HAM, bawa info-info penting ke Negara lain, pengkhianat bangsa dan Negara dan bla..bla..bla..., kok disebut pahlawan. Coba kalo kasus HAM dibocorkan di negara lain, pasti negara-negara yang punya power itu punya alasan ikut-ikutan ngobok-ngobok urusan dalam negeri NKRI. Sebenarnya apa yang dilakukan Munir itu? Sadar atau tidak dia melakukan itu? Apakah dia mau menggadaikan NKRI? Apakah dia mau menjual NKRI? Apakah dia ingin menghancurkan NKRI? Teringat Negeri Timur Tengah yang mana AS ikut campur di dalamnya. Biarlah kita dewasa dalam menyelesaikan urusan dalam rumah tangga NKRI yang kita cintai ini. Sadar atau tidak tindakan Munir melibatkan pihak asing tidak bisa dibenarkan. Sebisa mungkin  sesulit apapun masalahnya, kita harus menghindari pihak asing obok-obok urusan dalam negeri. Sebagai seorang pemuda yang sangat cinta Bangsa dan Negaranya, om vampire tidak rela jika Bangsa dan Negara ini dihancurkan segelintir orang.

Jangan sampailah kita mengenang Hari Pahlawan yang mana banyak korban jiwa para pejuang kita, dengan menjadikan Munir sebagai pahlawan yang dibandingkan saja tidak akan pernah sebanding dengan Bung Tomo.

Sejarah Hari Pahlawan : Peristiwa 10 November

Saya katakan dengan tegas WE DON’T NEED HAM.

Kita punya cara sendiri dalam hidup bernegara dan berbangsa. Hidup Bernegara : Pancasila dan Hidup Berbangsa : Jiwa Nusantara. Kalo dua itu dijalankan dengan baik, saya yakin kita tidak butuh ajaran asing yang disebut HAM itu. Lha bagaimana bisa jalan, warisan para leluhur dan para pendiri Bangsa ini didalamipun tidak, malah disia-siakan, bahkan ditengokpun tidak.

Bolehlah para pemuda-pemudi belajar bahasa asing untuk saling berkomunikasi antar manusia, tetapi ajarannya “say no aja deh”

Never gonna be “Luar Negeri Minded”

Artikel di atas saya buat tiga sequel yang saling mengkait.
Berikut ini 2 artikel yang terkait dengan artikel di atas:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar