Berpikir, menulis dan berkarya bagi Bangsa dan Negara
Menjadi pemuda harapan Bangsa dan Negara, pinginnya sih gitu :)

Rabu, 17 November 2010

Wartawan dan Staf Rumah Tangga Kepresidenan Narsis

KOMPAS.com — Kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama, Selasa (9/11/2010) sore, tak hanya membuat keingintahuan warga Ibu Kota di pinggir jalan yang akan dilalui presiden negeri adidaya tersebut tentang apa dan bagaimana rombongan presiden dari "Negeri Paman Sam" itu.

Keingintahuan yang sama juga dialami insan pers Indonesia yang bertugas meliput kunjungan Presiden Obama, khususnya di Istana Merdeka, Jakarta.

Maklumlah, meski memiliki ID Istana, pers tak bisa masuk ke Kompleks Istana, terutama halaman dan Gedung Istana Merdeka.

Asal tahu saja, selama liputan kunjungan Presiden AS, pers dibatasi dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak bisa berbondong-bondong berjejalan di Istana.

Istana Merdeka memang menjadi tempat yang steril bagi pers, kecuali yang mendapat izin khusus. Selain digunakan sebagai tempat penerimaan dan pertemuan empat mata dan bilateral delegasi Indonesia dan delegasi AS, Istana Merdeka juga menjadi tempat diselenggarakannya keterangan pers bersama Presiden AS dan Presiden RI.

Namun, entah bagaimana, ketika akan dilakukannya keterangan pers bersama di Ruang Credential, beberapa insan pers Indonesia, di luar 25 orang yang telah mendapatkan izin khusus mengikuti keterangan pers, tiba-tiba bisa masuk ke halaman Istana Merdeka.

Mereka tak hanya mencoba melongok ke Ruang Credential, meskipun gagal karena keburu dibentak oleh Secret Service atau pengawal Presiden AS.

Bahkan, pers yang diikuti sejumlah staf Rumah Tangga Kepresidenan memanfaatkan untuk berfoto ria dengan latar belakang mobil Kepresidenan AS yang dibawanya sendiri langsung dari "sono".


Awalnya, oke-oke saja beberapa insan pers yang berfoto di belakang mobil Presiden AS. Dipikirnya, daripada sulit berfoto dengan Presiden Obama, dengan mobil dinasnya pun tak apalah.

Acara foto-foto itu tampaknya mengundang staf RumahTangga Kepresidenan ikut berfoto ria. Ada yang menggunakan telepon genggam, ada juga yang minta difotokan oleh fotografer.

Akan tetapi, tiba-tiba Secret Service menegur wartawan yang asyik berfoto ria itu. "Hey guys, this is not museum," ujarnya. Pers dan staf pun ngeloyor pergi menjauh dari mobil Kepresidenan AS.


Ada beberapa hal yang bisa kita ambil :

1. Wartawan dan staf RumahTangga Kepresidenan narsis, wakakakakak, dimana aja yang penting eksis, jarang-jarang mobil Obama ke Indonesia.

2. Coba simak kalimat ini : Secret Service menegur wartawan yang asyik berfoto ria itu "Hey guys, this is not museum". Memalukan juga yak wakakakak,  terbesit dalam pikiran om vampire, ketika menegur apa kira-kira yak yang ada dalam pikiran si secret service.

3. Luar negeri minded.
Wuih saking pinginnya hidup modern nie beberapa Warga Negara Indonesia (WNI) menganggap negara lain seperti Jepang dan Amerika dianggap lebih bagus. Wah negara itu lebih ini ya dari Indonesia...negara sana lebih itu ya dari Indonesia..dan bla..bla..bla..

Beberapa WNI punya cara lain :
agama X di negara itu bagus lho,
negara itu agamanya sama lho dengan kita jadi harus dibela,
budaya di negara sono baik lho,
negara nyang itu modern lho, teknologinya sangat maju,
negara sana demokrasinya oke lho..
negara itu orang-orangnya oke lho..
dan bla..bla..bla...

Beberapa WNI ada yang secara ideologi condong ke negara lain. Sebagian condong ke dunia barat, sebagian ke timur, dan semua arah mata angin, wakakakak kok gini jadinya.

Dan yang bikin om vampire jadi stress ada juga beberapa WNI yang mau merubah dasar negara kita Pancasil yang kita cintai dan kita sayangi sepenuh hati ini. Weleh-weleh-weleh (geleng-geleng kepala)

Lalu apa sih yang sebenarnya terjadi, yap benar kita kehilangan jati diri, kita seolah-olah tidak punya keunikan  tersendiri sebagai sebuah bangsa. Istilah yang nggak bangetnya adalah kita negara follower/pengikut bukan negara leader/pemimpin. Atau istilah lain PLAGIAT. Para pendahulu kita mengajarkan berdikari, bukan hanya ekonomi tetapi budaya, cara hidup, cara berperilaku, cara pandang dan lain-lain. Apakah boleh kita menerima ajaran asing? boleh asal ajaran yang bertentangan dengan Pancasila dan Jiwa Nusantara atau yang tidak sesuai dengan jati diri asli Nusantara Bangsa Indonesia lebih baik tidak dipake. Kalo dipelajari? ya boleh itu ilmu, tetapi jangan dipake.

Nasionalisme yang dibangun para pendiri Negara kita kayaknya luntur. Untuk itu kawan-kawan sudah saatnya jati diri bangsa kita Pancasila dan Jiwa Nusantara berkobar-kobar lagi di dada kita. Pancasila untuk hidup bernegara dan Jiwa Nusantara untuk hidup berbangsa.

Bersatu Bangsaku,
Mari berkarya membangun Bangsa dengan Jiwa Nusantara.


Perkiraan om vampire (semoga saja salah) :
RCTI : dilihat dari tayangan terutama saat siaran berita merupakan stasiun TV american minded
Presiden SBY : Sulit membedakan antara American Minded ato Obama Lover. wakakakakak.

Artikel di atas saya buat tiga sequel yang saling mengkait.
Berikut ini 2 artikel yang terkait dengan artikel di atas:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar